Perlunya Memahami Dampak Media
Ketidakpahaman orang tua akan media dapat merupakan kendala bagi orang tua untuk dapat bertindak tepat menggunakan media bagi anak. “Tingkat media literacy ( pemahaman terhadap dampak isi media pada anak termasuk hak masyarakat untuk ikut mempengaruhi apa yang ada dalam media ) pada masyarakat kita sekarang ini masih rendah. Untuk pendidikan anak, orang tua juga perlu tahu hal-hal apa dalam media yang bisa mempengaruhi anaknya. JAdi, mereka bisa memahami dampak-dampak media terhadap anak, ” saran Victor, Ph.D.
Lebih lanjut pakar komunikasi ini menyayangkan masih sedikitnya masyarakat yang mau dan bisa memperhatikan masa kanak-kanak sebagai masa persiapan si kecil masuk dalam era infromasi dan globalisasi. “Masyarakat selama ini lebih memperhatikan program-progam televisi tertentu, dan bukan pada masalah yang lebih besar, yakni televsi sebagai media yang mensubordinatkan kepentingan anak di bawah kepentingan bisnisnya, ” ujar victor, Ph.D. Padahal, menurut atah satu berusia 10 tahun ini, terdapat kenyataan bahwa pendidikan anak pada sebagaian besar keluarga tertumpu pada televisi. Ia juga menekankan perlunya memperjuangkan konsep media publik, yakni media yang ada hanya untuk melayani kepentingan publik, sehingga dapat secara langsung dituntut tanggung jawabnya bila kurang memperhatikan anak.
Hartati, Ph.D juga menekankan perlunya orang tua memahami media yang sesuai bagi anak. “Media yang sesuai bagi anak usia 3 tahun belum tentu cocok bagi anak usia 7 tahun, ” ujarnya. Psikolog anak ini menjelaskan bahwa di usia 3 tahun, anak sudah memahami infromasi yang disalurkan melalui banyak gambar. Sedangkan jika media ( elektronik dan nonelektronik ) menggunakan teks, dengan kalimat-kalimat yang panjang, anak baru bisa memahaminya pada usia 4 tahun. Infromasikan yang disampaikan tanpa gambar, bersifat audio dan anak harus memahami kata-kata, seperti dongeng di radio, baru bisa dikonsumsi anak usia 3-4 tahun. sedangkan televisi, isinya sudah bisa dipahami anak usia 3 tahun.