Bayi yang diberikan susu formula dengan kandungan kalori melebihi 24 kkal/ons lebih rentan terhadap dehidrasi. Oleh karena itu selalu perhatikan tanda-tanda dehidrasi dan kadar elektrolit pada bayi. Tanda-tanda tersebut dapat diperiksa jika bayi mengalami muntah dan diare. Pada umumnya, sebagian besar bayi tidak tahan terhadap formula mengandung lebih dari 30 kkal/ons. Perlu diketahui bahwa kandungan ASI ibu dan susu formula yang standar mengandung kurang lebih 20 kkal/ons.
Bayi disarankan untuk mendapatkan ASI, karena ASI dapat melindungi bayi dari infeksi, dan bayi memiliki pertumbuhan yang lebih baik saat berusia 18 bulan, dibandingkan dengan bayi yang hanya diberikan susu formula. Ibu yang berencana menyusui bayinya, dianjurkan menggunakan pompa payudara setelah bayi lahir, karena berfungsi untuk merangsang payudara. Susu hadil pompa tersebut dapat diberikan kepada bayi. Jika bayi sudah mampu menghisap, ibu harus segera menyusui untuk merangsang produksi susu.
Ibu harus menyusui tiap 1,5 hingga 2 jam dalam sehari pada rentang waktu 24 hingga 48 jam pertama setelah bayi dipulangkan dari rumah sakit. Hal ini dilakukan untuk memastikan produksi susu yang dimiliki cukup. Setelah itu, seorang bayi, normalnya disususi setiap 2 hingga 3 jam (8 hingga 10 kali per hari). Untuk mengetahui apakah asupan bayi cukup setiap harinya, ibu dapat melihat banyaknya popok yang basah per 24 jam, yang berjumlah 6 hingga 8 popok.
Jika bayi menolak untuk disusui, Anda harus mencoba lagi dalam jangka waktu setengah jam hingga 1 jam. Anda juga dapat mendorong bayi untuk menyusui dengan mengeluarkan tetesan susu, seraya mendorong puting ke mulut bayi. Memberikan tambahan gizi dengan menggunakan selang saat bayi disusui sangat bermanfaat untuk memberikan kalori yang lebih banyak pada bayi daripada jumlah yang didapatkan bayi saat disusui ASI.