Kehidupan di Dunia ini Begitu Singkat
“Allah bertanya, ‘Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?’ Mereka menjawab, ‘Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang – orang yang menghitung.’ Allah berfirman, ‘Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhya mengetahui.’ Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakanmu secara main – main, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. al-Mu’minun:112-115)
“Dan pada hari terjadinya kiamat, orang – orang yang berdosa bersumpah bahwa mereka tidak berdiam melainkan sesaat, seperti itulah mereka selalu dipalingkan dari kebenaran.” (QS. ar-Rum:55)
“Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan sementara, dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” (QS. Ghafir:39)
“Sesungguhnya mereka menyukai kehidupan dunia yang sementara dan mereka tidak memperdulikan hari yang berat.” (QS. al-Insan : 27)
Setelah mati, orang – orang menyadari bahwa sesungguhnya mereka tinggal di dunia hanya sebentar. Yaitu, waktu yang tampaknya enam puluh atau tujuh puluh tahun dalam kehidupan ini, sesungguhnya sama singkatnya dengan satu hari, atau bahkan lebih singkat lagi. Hal ini bagaikan kisah seseorang yang menganggap bahwa ia telah menghabiskan beberapa hari, bulan, atau bahkan beberapa tahun dalam mimpinya, tetapi setelah bangun baru menyadari bahwa mimpi itu hanya berlangsung beberapa detik saja.
Singkatnya kehidupan dunia ini merupakan kepastian dari Allah yang diungkapkan dalam al-Quran, yang dapat dipahami oleh siapa pun sebelum mati. Bagi orang yang memahaminya, betapa bodohnya jika ia mengabaikan kehidupan yang nyata dan tidak berakhir di akhirat. Dengan bertakkur, orang akan dapat memahami betapa singkatnya dan betapa sementaranya kehidupan dunia ini.
Sumber : Beberapa Rahasia dalam Al-Quran, Harun Yahya