Dua komunitas tumbuhan dari daerah pasang surut ke darat yang wajib diketahui
Jika di rumah dan di tempat-tempat kita ngumpul bareng teman-teman kita hanya mengenal sebuah komunitas orang, kini kita akan belajar macam-macam komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat yang dapat dibedakan menjadi berikut ini:
Formasi pes caprae
Untuk formasi ini dinamakan demikian karena di daerah sini yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae. Tumbuhan jenis ini sangat tahan terhadap hempasan gelombang dan angin. Ciri-ciri lainnya dari tumbuhan ini adalah tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Dan selain tumbuhan ini, ternyata ada juga tumbuhan lain yang bisa hidup di daerah ini. Yaitu Spinifex littorius atau disebut juga dengan rumput angin, Vigna, Euphorbia atoto, dan Canaualia martina. Sedangkan jika kita mengenal lebih ke arah darat lagi, pada daerah ini biasanya akan ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan).
Formasi baringtonia
Untuk formasi yang satu ini biasanya daerahnya didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia, Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina.
Ciri-ciri formasi baringtonia
Ciri-ciri yang kerap sekali ditemui dari formasi ini adalah jika terdapat tanah di daerah pasang surut itu berlumpur, maka kawasan ini biasanya aka didominasi oleh hutan bakau yang memiliki akar napas. Di mana akar napas itu sendiri merupakan cara tumbuhan itu hidup demi kelangsungan hidupnya di daerah berlumpur yang kurang oksigen. Bagusnya lagi, selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini ternyata juga dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut gelombang. Contoh-contoh yang termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acathus, Rhizophora, dan Cerbera. Namun jika tanah pasang surut ini tidak terlalu basah, maka pohon yang sering tumbuh adalah: Heriticra, Lumnitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.
Semoga bermanfaat!
