BUDAYA OBAT TETES MATA
Mata manusia sebenarnya sudah dilengkapi dengan sistem perlindungan yang sangat baik. Benteng perlindungan pada indera penglihatan ini memang sudah dari sananya dibuat berlapis-lapis. Lapisan paling luar dikoordinasikan oleh bulu mata dan alis mata. Sedangkan pertahanan bagian dalam ada pada gerak refleks kedip serta air mata yang dilengkapi susunan kimia tertentu yang tiada tandinganya.
Dengan benteng sekuat itu, iritasi pada mata sebenarnya bisa hilang dengan sendirinya atau sembuh secara alami. Kecuali pada orang-orang tertentu yang sangat peka atau perasa, daya sembuhnya mungkin agak lama bahkan terkadang perlu dibawa ke dokter mata.
Mengenai penggunaan obat tetes mata memang boleh-boleh saja, hanya saja tidak boleh terlalu sering dan digunakan pada waktu-waktu tertentu saja. Obat mata hanya diperlukan pada saat mata kering atau produksi air mata berkurang karena faktor usia, penderita glukoma (tekanan bola mata terlalu tinggi) atau saat terkena infeksi dan alergi.
Tapi yang terjadi dalam masyarakat kita sekarang, karena obat mata mudah didapatkan di pasaran, membuat banyak diantara masyarakat yang kemana-mana membawa obat tetes mata. Begitu mata merah, langsung ditetesi dua-atau tiga tetes. Iritasi memang akhirnya hilang, namun efek sampingnya bisa jauh lebih berbahaya.
Oleh karena itu, untuk sebab-sebab yang serius pemakaianya harus atas anjuran dokter dan dicari juga penyebabnya. Jika dikarenakan asap rokok, maka berhentilah merokok. Bisa juga dikarenakan tidak cocok pada kosmetik tertentu, dan berhentilah memakainya jika memang tidak cocok. Kalau masih bisa dicegah, kenapa tidak ?.