Perbedaan keputihan yang normal dengan abnormal Awan Ukaya

Perbedaan keputihan yang normal dengan abnormal

Semua wanita pasti pernah merasakan keputihan. Dan tentu saja ini memanglah tidak enak dan mengganggu aktivitas wanita dewasa atau remaja putri. Penyebab dari keputihan ini sangat beragam, mulai dari pengaruh hormonal, bakteri atau jamur.

Lalu, apa yang dimaksud dengan keputihan itu?

Perlu diingat bahwa selain cairan, di jaringan vagina juga hidup kuman pelindung (flora doderleins). Pada keadaan normal, jumlahnya cukup dominan dengan fungsi menjaga keseimbangan ekosistem vagina. Nah, pada beberapa kondisi hormonal, keseimbangan itu terganggu. Gangguan hormonal ini membuat cairan vagina yang keluar sedikit berlebih. Inilah yang disebut keputihan (lekore atau flour albus).

Lebih buruknya lagi, jika hal ini terjadi berlebihan, hal ini bisa menyebabkan penyakit. Lalu, bagaimana membedakan keputihan yang normal dengan abnormal?

Berikut adalah perbedaan keputihan normal dengan abnormal:

Dalam keadaan normal, vagina memproduksi cairan yang berwarna bening, tidak berbau, tidak berwarna, dan jumlahnya tak berlebihan. Cairan ini berfungsi sebagai sistem perlindungan alami, mengurangi gesekan dinding vagina saat berjalan dan saat melakukan hubungan seksual.

Sedangkan keputihan yang sifatnya abnormal umumnya dipicu kuman penyakit (pathogen) dan menyebabkan infeksi. Akibatnya, timbul gejala-gejala yang sangat mengganggu, seperti berubahnya warna cairan menjadi kekuningan hingga kehijauan, jumlah berlebih, bahkan bisa sampai keluar dari celana dalam, kental, lengket, berbau tidak sedap atau busuk, terasa sangat gatal atau panas, dan menimbulkan luka di daerah mulut vagina.

Jika itu yang terjadi, lebih baik konsultasi ke dokter kandungan. Dokter akan melakukan pemeriksaan laboratorium dengan cara mengambil sedikit cairan untuk diperiksa, mengandung kuman atau tidak. Sehingga Anda bisa tahu apakah vagina Anda sehat atau tidak.