ASAL USUL PERMAINAN KELERENG Awan Ukaya

ASAL USUL PERMAINAN KELERENG

Permainan satu ini memang paling banyak memiliki nama. Sekarang kita biasa menyebutnya kelereng, yang dalam bahasa Ibu masing-masing memiliki banyak nama pula. Misalnya, Gundu (Betawi), neker (Jawa), Kaleci (Sunda), ekar (Palembang), atau guli (Medan).

Karena bermacam-macam, nama asli kelereng sendiri tidak jelas. Kalau mau dirunut, sejak abad ke-12, orang Perancis sudah menyebutnya bille, yang berarti bola kecil. Sinyo-sinyo Belanda mengistilahkan knickers. Ternyata bukan hanya anak-anak Jawa Inlander yang kemudian menyerapnya menjadi neker. Istilah itu juga digunakan di New York pada abad ke -19.

Istilah marbles sendiri baru dipakai di Inggris sejak 1964 kala diperkenalkan batu kelereng dari marmer (disebut marble) yang didatangkan dari Jerman. Sebelumnya, anak-anak Inggris menyebutnya Bowls atau Knickers. Istilah ini yang akhirnya menginternasional.

Kelereng popular di Inggris dan Negara Eropa lain sejak abad ke-16 hingga 19. Setelah baru menyebar ke Amerika. Bahan pembuatanya adalah tanah liat dan diproduksi besar-besaran. Tapi ukuranya tidak terlalu sama. Ada yang seukuran kelereng yang biasa kita lihat saat ini, sampai ada yang sebesar buah duku.

Dari banyak jenis permainan saat itu, yang yang benar-benar meluas hanya Sembilan permainan, seperti hit and archboard, cherry pit,  ringtaw, dan bridgeboard. Namanya boleh kedengaran asing, tapi peraturan permainanya tak berbeda jauh dari yang dimainkan anak-anak di negeri kita. Seperti berusaha memukul kelereng taruhan di dalam lingkaran atau saling memukul kelereng lawan.

Waktu kecil, saya juga sangat menggemari permainan ini, tapi anak-anak di zaman sekarang sepertinya sudah sangat jarang yang masih memainkan kelereng dalam keseharian mereka. Banyak yang sudah beralih ke permainan yang lebih canggih dan berbau elektronik seperti Plastation, Internet Game, dan lain sebagainya. Apalagi anak-anak di luar negeri sana. Tapi setidaknya permainan kelereng bisa menjadi sejarah buat anak cucu kita mengenai kenangan permainan orang tuanya dulu.