Artis terlahir karena bakat, tapi Sutradara tidak cukup hanya dengan itu..
Jika artis atau aktor maupun penulis dikatakan terlahir dengan bakat, tidak begitu halnya dengan sutradara. Dia harus memahami seni dari pekerjaanya itu, dan Bagaimanakah caranya ?.
Di bawah ini akan coba dijelaskan beberapa :
1. Sutradara harus sering Observasi dan praktek
2.Sutradara harus sering belajar dari berbagai tontonan film atau acara yang dibuat oleh orang lain.
3. Pengetahuan mengenai sutradara juga bisa didapatkan dengan sering membaca buku yang sehubungan atau mengikuti berbagai macam kursus dan pendidikan formal.
4. Hal yang paling pasti adalah, tempat berlatih yang paling tepat bagi calon sutradara adalah indutri film dan langsung terjun ke dalamdunia kerja tersebut.
Berbicara mengenai pendidikan formal, memang belum banyak di negeri ini ada institusi pendidikan yang memfokuskan penjurusanya pada bidang sinematografi, yang kita ketahui hanya Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Institut Seni Indonesia (ISI) Jogjakarta, dan Next Academy. Berbeda dengan jurusan Broacasting yang sudah banyak ada di berbagai Universitas negeri ini.
Adapun hal yang termasuk paling penting perlu ditumbuhkan dalam diri seorang sutradara, sehubungan dengan pembelajaran formal yang telah dia dapatkan adalah Konsep. Seorang sutradara harus tahu apa yang perlu dilakukan pertama kali dan berurutan secara sistematis untuk membuat suatu acara atau film.
Setelah menentukan konsep, Sutradara juga harus menentukan sikap. Sikap dalam segala hal karena dia harus tahu apa yang dia mau dari acara yang akan dibuat. Ibaratnya dengan konsep yang dimilikinya, sang sutradara berarti harus menjadi yang paling tahu untuk memberikan konsep itu kepada anggota teamnya yang lain.
Tapi dari semua hal di atas, sutradara juga tidak boleh melupakan satu hal penting, yaitu tekhnik dasar. Dia harus bisa bekerja sama dengan team.