Poliglot Awan Ukaya

Poliglot

Pernah mendengar atau membaca kata ‘poliglot’? Saya juga tidak, sampai kemarin saya mencoba mengisi sebuah TTS (Teka Teki Silang) di sebuah media cetak. Tidak, saya tidak perlu bersusah payah mencari kata ini karena muncul begitu saja di kotak-kotak itu begitu pertanyaan lainnya dijawab. Tapi tidak ada salahnya bukan saya membagi pengalaman ini pada anda, khususnya bagi anda yang belum tau apa itu’poliglot’ padahal sebagian dari kita kemungkinan adalah poliglot tanpa kita sadari.

Poliglot kemungkinan berasal dari bahasa inggris ‘Polyglot’ yang dalam kamus bahasa Indonesia berarti [a] dapat mengetahui, menggunakan, dan menulis dalam banyak bahasa; (2) orang yang pandai dalam berbagai bahasa.

Sedangkan dari Panduan Pembakuan Istilah, berikut cuplikannya; Bangsa  Indonesia pada  dasarnya  bersifat poliglot.  Oleh karena itu,  penggunaan  istilah yang  berasal  dari  bahasa asing  asal ‘tampak’ seperti  bahasa Indonesia tidak  akan merupakan masalah. Dalam  percakapan lisan  ‘didel’  dibenarkan dipakai disamping ‘ dihapus’.  Akan tetapi, untuk bahasa tulis  sebaiknya dipakai istilah ‘dihapus’.

Jadi benar adanya bahwa kita, anda dan saya, dapat dimasukkand dalam kategori poliglot. Dalam percakapan sehari-hari sudah tidak aneh lagi bila kita mengatakan ‘didel’ untuk mengacu pada ‘deleted’. Kata ‘delete’ yang dipasifkan. Atau ‘dikopi’ yang merupakan cata ‘copy’ yang dipasifkan.

Mungkin inilah letak ke-poliglot-an orang Indonesia yang membuat kita tidak sering menggunakan istilah asing selain padanannya, lagi pula bahasa asing tersebut ‘tampak’ dan ‘mudah’ dimengerti seperti bahasa Indonesia sendiri, jadi mungkin bisa dijadikan kelebihan orang Indonesia juga.

Tidak ada yang salah dengan penggunaan bahasa asing pada tulisan atau presentasi atau artikel berbahasa Indonesia seperti yang juga sering saya lakukan, tetapi saya sendiri sebagai orang indonesia, bekerja dengan komputer dan internet, berpendidikan, sudah selayaknya harus mulai belajar untuk menerapkan penggunaan padanan dalam bahasa indonesia untuk istilah asing. Tapi tentu saja kata padanan harus dibuat terlebih dahulu. Sepeti kata ‘unduh’ untuk mengganti ‘download’ dan ‘tetikus’ untuk mengganti ‘mouse’ Jika bukan kita siapa lagi, apa kita mau jadi seperti Malaysia?