Mengenal suksesi primer lebih dalam Awan Ukaya

Mengenal suksesi primer lebih dalam

Jika sebelumnya kita hanya mengenal suksesi sekunder, kini tak ada salahnya jika kita mengenal suksesi sekunder. Di mana pada suksesi primer ini sebenarnya bisa terjadi bila komunitas asal terganggu. Sehingga gangguan ini mengakibatkan hilangnya komunitas asal tersebut secara total hingga di tempat komunitas asal terbentuk habitat baru.

Gangguan yang terjadi ini sama seperti suksesi sekunder. Yaitu bisa alami dan bisa juga karena ulah manusia itu sendiri. Untuk gangguan yang terjadi secara alami ini, misalnya tanah longsor, letusan gunung berapi, endapan Lumpur yang baru di muara sungai, dan endapan pasir di pantai.

Sedangkan untuk gangguan yang terjadi karena perbuatan manusia misalnya penambangan timah, batubara, dan minyak bumi. Di mana hal ini bisa kita lihat di Negara kita tercinta sendiri. Contoh yang terdapat di Indonesia adalah terbentuknya suksesi di Gunung Krakatau yang pernah meletus pada tahun 1883. Di daerah bekas letusan gunung Krakatau mula-mula muncul pioner berupa lumut kerak (liken) serta tumbuhan lumut yang tahan terhadap penyinaran matahari dan kekeringan. Kemudian, tumbuhan perintis itu mulai mengadakan pelapukan pada daerah permukaan lahan, sehingga terbentuk tanah sederhana. Bila tumbuhan perintis mati maka akan mengundang datangnya pengurai. Dan zat yang terbentuk karna aktivitas penguraian bercampur dengan hasil pelapukan lahan membentuk tanah yang lebih kompleks susunannya.

Itulah sebabnya dengan adanya tanah ini, biji yang datang dari luar daerah dapat tumbuh dengan subur. Kemudian rumput yang tahan kekeringan tumbuh. Namun dibalik semua itu, ternyata tumbuhan herba pun tumbuh menggantikan tanaman pioner dengan menaunginya. Sehingga kondisi demikian tidak menjadikan pioner subur tapi sebaliknya.

Semoga bermanfaat!