Kanker Tulang Tidak Selamanya Diamputasi
Banyak yang mengatakan bahwa munculnya penyakit kanker tulang tidak dipengaruhi oleh asupan makanan yang dikonsumsi sehari-hari, tetapi diakibatkan oleh radioaktif yang terdapat disekitar lingkungan kita, meski kebenaran hal itu juga belum dapat diketahui secara pasti.
Orang-orang yang rentan terkena penyakit kanker tulang juga tergantung dari jenis kanker yang dideritanya, sebagai contoh pada kanker osteosarcoma yang lebih banyak terjadi pada penderita berusia sekitar belasan tahun, sedangkan penyakit kanker condrosacoma banyak terjadi pada penderita berusia di atas 50 tahun.
Segala kanker tulang yang terkenal ganas, setelah mengalami pemeriksaan, kebanyakan akan mendapatkan satu titik kesimpulan untuk dilakukan amputasi. Tujuanya tidak lain adalah menghindari penyebaranya ke seluruh tubuh yang dapat juga sebabkan kematian. Tapi seiring dengan semakin majunya ilmu kesehatan, ada jenis pengobatan yang mematikan terlebih dahulu sel kanker yang ada pada bagian tubuh sebelum tulang yang terkena kanker tersebut diganti. Atau ada juga metode pengobatan dengan cara tulang yang terkena tumor ganas disambung dengan bekas tulang kaki orang lain yang telah meninggal dunia. Angka keberhasilan untuk pengobatan dengan cara ini memang cukup bagus dan sekarang sudah mulai diterapkan di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Tapi tentunya kita sudah dapat membayangkan sebelumnya bahwa, cara-cara pengobatan baru tersebut tentunya akan membutuhka biaya yang teramat mahal. Dan jikalaupun kita sanggup membayarnya, yang jadi permasalahan adalah pendonoran tulangnya, karena negara kita bukan seperti negara lain yang banyak terdapat para pendonor organ tubuh.