TIGA FONDASI ANAK PINTAR
Sungguh senang melihat anak-anak kita tumbuh. Sedari masih bayi, ketika ia hanya bisa menangis, tengkurap, merayap, sampai akhirnya berjalan di atas kaki sendiri. Betapa sehat dan pintarnya ia. Namun, kenangan manis itu bisa saja terancam lenyap, jika orang tua tak segera membangun fondasi yang tepat buat anak.
Memang anak seperti rumah jika yang dimaksudkan fondasi disini adalah untuk meniti masa depannya. Bahan baku fondasi itu bukan makanan import yang berharga mahal. Namun keperdulian orang tua pada kebutuhan anaknya di usia dini, terutama rentang usia 0 – 3 tahun atau 0 – 5 tahun saat anak bersiap masuk institusi sekolah seperti taman kanak-kanak.
Setidaknya ada tiga fondasi yang harus ditanamkan jika ingin anak tetap sehat, dan pintar menjelang masuk lembaga pendidikan formal. Yakni fondasi mental, gizi, dan perencanaan keuangan. Tiga pilar ini yang dipercayai bakal membawa anak mengalami pengayaan mental sejak awal, tumbuh sehat walafiat,serta memiliki akses ke dunia pendidikan sesuai dengan bakat dan kemampuanya. Ini adalah hal yang serius, karena kini, sebagian besar fondasi itu ternyata dibangun orang tua dengan cara yang kurang tepat.
Fondasi mental, dimaksudkan agar anak bisa menjadi diri sendiri. Biarkan dia masuk usia prasekolah secara wajar, yang harus lebih banyak bersiap justru orang tuanya. Orang tua jangan terlampau protektif, karena terlalu disiplin dengan selalu memaksa anak mengucapkan kata-kata yang baik, manis dan sopan, justru akan membuat anak kebingungan ketika berhadapan dengan teman-teman yang berprilaku kebalikan. Pada usia dini, biarkan mereka dididik dengan memberi kebebasan dalam memilih, hingga akhirnya akan belajar dari kesalahan.
Mengenai fondasi Gizi, sekarang ini banyak orang tua yang bangga jika anaknya gemuk. Padahal anak gemuk identik dengan tidak sehat. Badan gemuk juga tidak otomatis membuat anak lebih pintar. Orang tua sebaiknya tetap berpegang pada aturan gizi seimbang dan jangan samakan takaranya dengan takaran orang dewasa.