Belajar Pembagian Kelas Platyhelminthes
Berbicara mengenai cacing, semuanya pasti tidak asing dengan platyhelminthes. Tapi, apa itu platyhelminthes? Perlu diketahui bahwa platyhelminthes disebut juga dengan cacing Pipih (Flat Worm).
Cacing ini bertubuh simetri bilateral, namun tidak memiliki sistem peredaran darah, anus, dan tidak memiliki rongga badan. Selain itu, platyhelminthes ternyata termasuk kelompok Triploblastik Aselomata, yang mana cacing ini memiliki basil isap (sucker).
Sistem saraf platyhelminthes ini terdiri dari ganglion otak dan saraf-saraf tepi Saraf Tangga Tali. Lebih bagusnya lagi, beberapa dari cacing ini ada yang mempunyai alat keseimbangan berupa Statotista.
Platyhelminthes terdiri dari 3 kelas. Yaitu:
- TURBELARIA (Cacing Berambut Getar)
Satu-satunya kelas yang hidup bebas (non-parasit), contohnya adalah Planaria yang mempunyai sistem ekskresi dari sel-sel api (Flame Cell). Bersifat Hermafradit dan berdaya regenerasi cepat. - TREMATODA (Cacing Isap)
Jenis-jenis kelas ini adalah Fasciola hepatica (cacing hati ternak), bersifat hetmafrodit.
Siklus hidupnya adalah : Telur Larva Mirasidium masuk ke dalam tubuh siput Lymnea Sporokista berkembang menjadi Larva (II) : Redia Larva (III) : Serkaria yang berekor, kemudian keluar dari tubuh keong Kista yang menempel pada tetumbuhan air (terutama selada air Nasturqium officinale) kemudian termakan hewan ternak (dapat tertular ke orang, apabila memakan selada air) masuk ke tubuh dan menjadi Cacing dewasa menyebabkan Fascioliasis. - Clonorchis sinensis / Opistorchis sinensis (cacing hati manusia)
Siklus hidupnya adalah: Telur Larva Mirasidium Sporokista Larva (II) : Redia Larva (III) : Serkaria Larva(IV) : Metaserkaria, masuk ke dalam tubuh Ikan kemudian termakan oleh Orang Cacing dewasa, menyebabkan Clonorchiasis.
Semoga artikel ini bermanfaat!